Jumat, 21 September 2012

Pelangi Di Balik Kabut Hitam


Aku terlahir dari dunia yang hilang
Dunia para penyair yang bermahkotan duri
yang mencoba rentangkan kembali sayap patahku
tuk kembali terbang menyusuri
dan mencari pelangi dibalik kabut hitam

Aku menatap nanar ke segala penjuru
tetapi yang nampak hanya rintik-rintik hujan
kerlip bintang yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar rembulan

Aku mencintai Terang persis seperti aku mencintai Kegelapan,
Aku terjaga dalam dekapan bunga dan kelembutan jemari sinar mentari!
Namun Tak ku temui pelangi dibalik kabut hitam,
serta tak ku temukan kuncup bunga di mahkota duriku

Wahai para Pencinta , Pemusik dan Penyair !,
ku tertawa untuk diriku- atas kemalangan jiwaku
Apakah aku telah kehilangan bentuk-bentuk kehidupan
sehingga aku merasa lebih baik melihat dan mendengar dalam alam impian ?

Wahai sukma agung yang terdiam bisu,
Dalam keheningan malam,
Yang ingin ku jumpai di ujung harapku adalah Lentera jiwa,
Obor kehidupan yang menerangi setiap langkahku

Tunjukkan padaku Pelangi itu
sebelum Aku kembali ke tempat peraduanku,
sebelum jiwaku merintih ,
 terkapar ditepi pantai,
yang dikelilingi sekelompok gagak mengelilingiku.


Air mata Langit


Di keheningan malam yang dingin
ku lepaskan jiwaku agar bisa menari-menari diawan
dan kubiarkan pula jiwaku bermandikan seribu bintang!

Karena Aku adalah airmata langit,
tarikan nafas lautan,
Aku hendak menyemaikan benih – bunga- jiwa
yang terangkai dari dasar hati
dan ku yakin bumi akan menerimaku dan memberiku wangi bunga

kan Ku sandarkan tubuh ini
Dan ku selimuti diriku dengan senandung merdu
Senandung yang juga dinyanyikan oleh sungai dan hutan

Aku adalah air mata langit,
yang terbang  lalu menghilang dibalik awan
Ku tinggalkan tanda mata berupa tetesan
dari setiap air mataku hatiku
Sebagai tanda bahwa Aku, si-Jiwa kesepian pernah hadir disini.


Kamis, 06 September 2012

Surat Buat Ayah

Puisi

Saya Mahasiswa tingkat akhir fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi S1 Di UNIKA ST THOMAS SU.  "Salam Damai"
13362941881927595298
Ilustrasi/Admin(hpgua.com)
Ayah, sumber hidup dan darahku
Engkau masih terus berjuang
tak pernah bosan atau dikalahkan lelah
di dalam setiap perjuanganmu

Tak pernah mengeluh…
meskipun hatimu kadang tersakiti oleh buah hatimu sendiri
tetapi engkau selalu tersenyum menatap harapanmu
yang tak akan pernah engkau nikmati


Berlutut berdoa dan menangis
dihadapan Sang Maha Pengasih
bukan untuk mengasihi dirimu
tetapi untuk memberikan hidupmu
pada anak yang menyakitimu


Ayah, aku bangga padamu
Meskipun kadang engkau marah
tetapi aku tahu kasihmu jauh melebihi amarahmu

Ayah, Aku tak mampu berjanji memberikan harta dunia buatmu
tapi aku janji akan selalu berdoa buatmu
sehingga Tuhan Yang Maha Esa memberkati engkau

Aku juga akan menjadi sepertimu karena aku yakin
darahmu mengalir didalam darahku

Ayah sadarlah bahwa sifat pemarah ku
merupakan turun dari sifat ayah

Aku sama seperti ayah ketika muda sangat pemarah
walaupun ketika berkeluarga telah terjadi perubahan

Aku yang pemarah hanya sebagai topeng
akan rasa sayangku kepada Ayah

ayah juga tahu bahwa aku adalah seorang anak
yang tidak mampu mengungkapkan rasa sayangku
dengan suatu tindakan karena ayah pun demikian

Seandainya aku meninggal nanti,
aku akan sampai pada Tuhan
bahwa ayah adalah ayah terbaik di seluruh dunia.

Selamat ulang tahun ayahku…


Suryono Brandoi Siringo-ringo

dipublikasikan juga di kompasiana
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/05/06/surat-buat-ayah/

Minggu, 08 April 2012

Kami Rindu Sosok Sukarno sang pendiri Bangsa

Sang Pendiri Bangsa ( SUKARNO)
Sukarno adalah seorang cerdik cendekia yang berhasil
menggiring bangsa pada gerbang kemerdekaan.
Ia berhasil memerdekakan sebuah bangsa yang tengah
beringsut untuk lepas dari cengkeraman kolonialisme.
Lewat jargon revolusi, ia menggelorakan semangat massa
dan rasa cinta yang dalam pada negeri hingga siap menjadi martir demi revolusi.

Sayang, Sukarno ditikam oleh negeri yang begitu dicintainya.
Ternyata, revolusi -sebagaimana sering didengungkannya
harus memangsa anak-anaknya sendiri Dan itu adalah tragis Sukarno.

Puluhan tahun setelah sosok Sukarno meninggal,
namanya masih saja dielu-elukan dan dibahas dengan penuh kekaguman.
Dan setiap kali ada pembicaraan tentang Sukarno,
saya akhirnya menyadari betapa pentingnya peran Sukarno dalam
menorehkan nama bangsa di panggung internasional.

dari keterasingan, meraih kegemilangan, kemudian berujung
pada tragedi yang telah menjadikannya sebagai
mangsa  dari kereta besar bernama revolusi.
jika belakangan ia mati dalam konspirasi dan kesendirian,
maka itu hanyalah tragedi yang menjadi akhir dalam kisah hidupnya,,


Di saat bangsa kita kehilangan kebanggaan pada anak bangsa sendiri,
kerinduan akan Sukarno akan terus berdenyut sepanjang sungai kesejarahan kita.
Selagi kita dihadapkan pada sejumlah politisi tanpa visi,
maka nama bangsa ini kian terpuruk di kancah dunia.
Sungguh ironis sebab dahulu Sukarno sanggup mengisi ruang-ruang kosong kebanggaan tersebut,
namun kita justru melupakannya.

Sungguh bahagia kala mengingat nama Sukarno tetap berkibar hingga kini,
namun langsung sedih saat menyadari bahwa tak satupun
presiden yang bisa meniti di atas jejak yang diwariskannya.

Medan: 07 April 2012,SURYA.B.S

Selasa, 06 Maret 2012

Selalu Berganti Seperti Dua Mata uang


Hidup itu memang jauh lebih enak jika dijalani dengan santai, maksudnya segala sesuatu yang ada di dalam hidup jangan terlalu dipikirkan dan dibuat rumit, karena setiap kejadian di hidup ini berpasangan, artinya ada sisi senangnya dan sisi susahnya dan kedua sisi ini selalu bergantian seperti dua mata uang.

Saat kita susah bersiaplah untuk menerima kebahagiaan
Saat kita senang bersiaplah menghadapi kesusahan
Saat kita menangis bersiaplah karena sebentar lagi kita tertawa
Saat kita tertawa persiapkanlah diri karena sebentar lagi kita menangis

Semua yang terjadi ada gilirannya, ada waktunya, ada saatnya, tinggal bagaimana kita menghadapinya saja, apakah berada pada sisi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Jadi janganlah hidup itu dibuat sulit dan rumit oleh pemikiran-pemikiran kita yang pesimis, jauh lebih baik jika kita menikmati setiap kondisi kehidupan kita dengan rasa bersyukur dan santai, karena tak ada hal yang melebihi kemampuan kita.

Jika kita diberi sakit bersyukurlah karena itu artinya kita diberi waktu untuk istirahat
Jika kita diberikan masalah, bersyukurlah karena itu artinya kita mau naik level pada tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya, seperti ujian mau naik kelas.
Jika kita masih sendiri (single) bersyukurlah karena itu artinya kita punya banyak waktu untuk bersenang-senang dengan diri kita dan lebih banyak bergaul dengan teman karena kita belum memiliki tanggung jawab yang lebih besar (mengurus keluarga).

Jadi setiap aspek kehidupan jika dijalani dengan santai kita akan menikmati betapa indahnya hidup, betapa berharganya hidup, dan kita tidak perlu dipenjarakan oleh kekuatiran dan ketakutan yang tak perlu, yang seharusnya tak ada.Semua terserah pada keputusan kita, mau menikmati hidup atau mau menjadikan hidup sebagai beban. Ingat satu hal semua yang terjadi hanya tinggal tunggu gilirannya saja.

Minggu, 05 Februari 2012

DENDAMKU SAMPAI MATI


Saat ini mungkin kau bisa tertawa diatas
 tangisan saudara perempuanku
Kepalamu kau tengadahkan ke atas
kau pandang semua dengan mudah
kau melihat keluargaku dengan mata sebelah
hukum bisa kau beli dengan hartamu
Tapi ketahuilah suatu saat nanti,esok atau pun nanti
akan tiba saatnya aku dan saudara-saudaraku
akan menjadi pisau yang tajam yang kapan pun
akan menghancurkanmu
semua hanya menunggu waktu saja

ini bukan sekedar omong kosong belaka
atau sekedar ambisi yang mustahil terwujud
ketahuilah ta selamanya kau menang dengan harta
yang kau miliki saat ini.
sebab kecongkakanmu,kesombonganmu
akan membawamu terjatuh ke palung yg ta berdasar

bukan tidak mungkin tuhan akan menamparmu
karena perbuatan bejat mu dan penghinaan mu terhadap keluargaku

ingatlah saat ini kau bisa tertawa hanya karena hartamu
kau bisa seenaknya menginjak-injak keluargaku
tapi sampai kapan kah hartamu akan bertahan?

ingat saat ini aku dan saudara-saudaraku tidak
memiliki harta yang bisa untuk dibanggakan
tapi tidakkah kau tau saat ini aku dan saudara-saudaraku
dalam proses memperkaya diri lewat pengetahuan?

apakah tidak kau takut 5 thun hingga 10 tahun kedepan
aku dan saudara-saudaraku akan beranjak dewasa
dan saat itulah kami akan kuat dan kaya dari segi pengetahuan,

bukankah saat nanti saat aku dan saudara-saudaraku
telah matang usia dan kaya pengetahuan
bukankah saat itulah kau akan telah tua..

tidakkah kau takut saat tua nanti
kau akan menerima pembalasan dari aku dan saudara-saudaraku
tidakkah kau takut saat tua nanti
kau akan menderita mendapat pembalasan
atas perbuatan bejat mu terhadap saudaraku?

ingat dendam ku dan saudaraku
dendam sampai mati kepadamu
bukan saat ini pembalasannya

tapi saat ini lebih baik kami diam
dan memperkaya diri lewat pengetahuan
lebih baik saat ini kami diam
bukan saat ini waktunya pembalasan

jika aku dan saudara-saudaraku bertindak sekarang
maka hanya akan menambah penderitaan keluargaku

maka lebih baik saat ini saya dan saudaraku
hanya berserah dan berkata kepada tuhan
berharap suatu saat nanti diberi kesempatan
kepada saya dan saudara ku untuk
memberikan keadilan yang sesungguhnya
terhadap perbuatan bejat yang dilakukan manusia bajingan itu.
terhadap saudara perempuanku
dan biarkan tuhan bekerja pada hati kami

Sabtu, 14 Januari 2012

Sukses itu tak mesti harus PNS,,,,

Persepsi masyarakat tentang kesuksesan sepertinya masih banyak salah kaprah. Masih banyak masyarakat terutama orang tua masih beranggapan bahwa PNS adalah satu-satunya pekerjaan yang layak bagi anak-anak mereka, dan itulah alasan sebagian besar mereka menyekolahkan putra-putrinya hingga ketingkat universitas atau perguruan tinggi. Bahkan beberapa orang tua ada saja yang tidak mengijinkan anaknya menggeluti pekerjaan lain selain menjadi PNS atau Pegawai Negeri Sipil, padahal pekerjaan yang di gelutinya menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar dari penghasilan PNS bahkan pekerjaannya mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi pencari kerja yang lainnya.

Berikut ada sebuah kisah nyata yang menurut saya cukup menarik untuk di cermati dan di ambil hikmahnya terutama untuk mengubah mindset atau pola pikir khususnya orang tua terhadap anak-anaknya yang ingin mencari pekerjaan.

Melepas omset puluhan juta rupiah perhari demi upah 2 juta per bulan.

Seorang sarjana lulusan sebuah perguruan tinggi memiliki sebuah pemikiran yang sebenarnya kreatif dan maju, sayangnya pemikirannya ini tidak sejalan dengan orang tuanya. Dengan ketekunan dan keseriusannya dia berhasil mengelola sebuah peternakan ayam yang tidak hanya bisa menyuplai kebutuhan di daerahnya tapi juga di daerah hingga provinsi lain. Kesuksesannya mengelola peternakan tidak hanya memberikan omset puluhan juta rupiah setiap harinya tapi juga mampu menyerap lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan belasan orang.

Namun kesuksesannya ini tidak bertahan lama, orang tuanya yang "mohon maaf" memiliki pemikiran sedikit tertinggal memiliki pandangan lain. Setiap hari selalu saja ia bergumam di depan anaknya "Percumalah kalau sekolah tinggi-tinggi kalau cuma jadi peternak ayam, tamatan SD atau yang tak sekolah juga bisa". Perkataan ibunya ini mulanya di tanggapi biasa, namun perkataan ini di dengarnya setiap hari, setiap ketemu bahkan kapanpun setiap ada kesempatan ibunya selalu saja "menceramahinya". "Cobalah kau daftar CPNS sana, tentunya harkat martabat keluarga kita akan sedikit lebih baik dari sekedar peternak ayam". Karena terus menerus di "cermahi" seperti itu rupanya sang anak akhirnya menyerah juga, suatu hari di dengarnya ada penerimaan CPNS di sebuah instansi pemerintah, berbekal ijazah SMA (karena formasi yang ada hanya untuk lulusan SMA) Ia akhirnya lulus dan menjadi PNS di Departemen Agama. Akhirnya Dia melepaskan peternakannya dan menjadi PNS yang upahnya sekitar 2 juta/bulan. Sebagai gambaran jika pun golongannya naik maka gajinya tidak akan sampai 5 jt perbulan, jauh dari omset peternakanya yang mampu meraih puluhan juta per hari. Namun sang orang tua sepertinya sudah puas, karena kini anaknya sudah menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil dan menurutnya pekerjaan PNS jauh lebih bermartabat dibanding hanya seorang peternak.

Cerita di atas memang bisa membuat orang bergeleng kepala, namun itulah nyatanya di masyarakat. Ada banyak cerita seperti kasus diatas di mana penyebabnya tak lain adalah masih banyak masyarakat yang belum mengerti benar bahwa sesunggunya akan lebih baik kalau kita mampu menciptakan lapangan pekerjaan bukan hanya sebagai pencari apalagi hanya berharap kepada pemerintah. Tak mengapa kalau memang negara membutuhkan, namun moratorium CPNS yang berlaku 1 September 2011 adalah sebuah indikasi bahwa sebenarnya negara sudah memberi isyarat bahwa jangan terlalu mengandalkan pemerintah. Sebagai gambaran 60-90% Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dihabiskan untuk membayar gaji PNS, ini artinya hanya ada beberapa persen yang bisa digunakan untuk benar-benar membangun daerah.

Kenyataan hendaknya bisa sedikit menggeser pola pikir masyarakat khususnya mindset bahwa sukses identik dengan PNS, dan tujuan dari kuliah di perguruan tinggi atau universitas adalah untuk mengejar PNS. Sehingga setiap lulusan perguruan tinggi khususnya lulusan perguruan tinggi yang dipersiapkan untuk tenaga administratif harus melirik dan memikirkan pekerjaan di sektor lain sebab moratorim CPNS masih memberlakukan pengecualian untuk CPNS bidang kesehatan seperti dokter serta bidang pendidikan misalnya dosen. Sedangkan CPNS untuk tenaga administratif sudah dianggap cukup banyak sehingga tidak perlu menambah dulu tetapi hanya menggeser atau menyeimbangkan daerah yang kekurangan dengan daerah yang kelebihan dengan cara menggeser atau mutasi pegawai.

Minggu, 08 Januari 2012

Anjing menggonggong kafilah akan tetap berlalu

Sampai kapan bangsa ini akan bebas dari segala bentuk praktik korupsi? Secara sederhana mungkin kalimat singkat akan tersebut selalu terdengar dalam setiap perbincangan. Sangat wajar rasanya tiap-tiap orang dalam konteks komunitas masyarakat di berbagai kesempatan akan selalu menarik wacana tersebut untuk diperdebatkan. Di kantor, di warung kopi pinggir jalan, dan dalam setiap aktifitas keseharian di lingkungan kerja, di pasar-pasar hingga bahkan di balik jeruji sekalipun akan selalu membicarakannya secara vulgar. Benar, saking fenomenalnya masalah korupsi ini banyak para napi di bilik penjara sampai geram dibuatnya. Kendati untuk sementara memang mereka terkekang secara fisikis, namun tidak menutup kemungkinan mereka juga merasa apriori. Mereka beranggapan bisa jadi akibat maraknya praktek korupsi di negeri ini jatah kelayakan hidup mereka menjadi berkurang.

Anjing menggonggong kafilah akan tetap berlalu. Biar saja masyarakat geram, menggerutu, dongkol dan bahkan menyumpah serapah terhadap para koruptor, asal praktek korupsi itu tetap dapat terlaksana dengan lancar. Demikian kiranya bisikan para pelaku korup di negeri yang sangat menjunjung tinggi hukum ini. Mahasiswa berdemo berkumpul dan berorasi, bergumul dengan jilatan sengat matahari, membentangkan spanduk dan poster tinggi-tinggi dan berteriak dengan lantang seharian menyuarakan aspirasi masyarakat margin korban korupsi dihadapan para pemilik kepentingan, seakan terus jadi pemandangan biasa di negeri ini. Orang-orang miskin bertambah, angka pengangguran meningkat. Jadilah kesenjangan sosial yang semakin menyilaukan mata. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin menderita.

Nyaris tak ada lagi tempat di negara kita yang lolos dari praktek korupsi. Semua lini, apalagi yang menyangkut urusan publik kini jadi lahan empuk para oknum untuk menggerus uang rakyat secara tak halal. Berbagai program tentang kemaslahatan rakyat di sulap sedemikian rupa agar dalam prakteknya bisa menguntungkan oknum tertentu. Kongkalikong dengan oknum lainnya untuk semakin menerabas segala kendala yang mungkin dihadapi. Maka tak heran lagi praktek korup antar instansi akhirnya akan lahir. Penghulunya satu namun pengikut dan pendukungnya yang banyak.

Atas nama birokrasi dan prosedural teknis para oknum itu kemudian mengkebiri kesejahteraan rakyat secara massif. Perlahan namun pasti dari aparatur birokrasi pemerintah dalam posisi paling rendah hingga tingkat pejabat eselon kelas wahid. Belum lagi para oknum politisi, anggota dewan, oknum pengusaha korporasi dan lain sebagainya. Akhirnya masyarakat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi demokrasi itu sendiri hanya dijalankan sebagai simbol pragmatismenya ambisi masing-masing mereka. Posisi rakyat mampu ditebus dengan dahsyatnya lobi-lobi tingkat tinggi. Parahnya lagi ketika masyarakat itu ingin berkeluh kesah tentang segala ketidakadilan itu di hadapan hukum, sebagian oknum penegaknya malah murtad, berkonsolidasi tak lazim, bermufakat dengan para koruptor itu.

Maka wajar saja kalau sebagian kalangan menyebut Indonesia sebagai surga bagi para koruptor. Oleh karena itulah diperlukan suatu upaya konkrit yang tegas dan luar biasa untuk membuat efek jera bagi pelaku perampokan itu. Namun tetap saja yang kita saksikan sungguh masih jauh panggang dari api. Alih-alih hukuman maksimal dari tuntutan. Berbagai obral remisi hingga pembebasan bersyarat kerap dibagikan. Kita tak pernah tahu ada udang dibalik batu. Sungguh belakangan ini warna-warni kehidupan sangat beragam. Jika pada masa kecil dulu penulis mengingat masih menggunakan pecahan uang Rp 25.- untuk membeli mi goreng berbungkus daun pisang di kampung halaman, namun kini seolah sudah sangat jauh berbeda. Uang sebanyak 100 ribu rupiah kalau sudah pecah akan sangat mudah menghabiskannya. Tidak sampai kita mengingat apa saja yang telah kita belanjakan. Segalanya kini sudah berubah serba mahal, sebaliknya untuk mendapatkan uang itu sendiri sebagai penghasilan hidup sangatlah susah.

Segala kebutuhan mesti ditebus dengan sejumlah uang. Pendidikan yang memadai, tempat tinggal yang layak, konsumsi yang sehat dan sedikit hiburan sebagai relaksasi. Kita tak pernah tahu apa yang ingin dicapai para koruptor di negeri ini. Seakan ambisi tanpa mengenal batasan dan ta peduli terhadap kondisi orang lain yang semakin merana.

Tapi sejatinya kita, seluruh rakyat di negeri ini masih tegas berfikir baik dan jernih, Masih tetap berjuang membebaskan bangsa ini dari belenggu para pelaku koruptor. demi terwujudnya pemerintahannya yang bersih dari pelaku korup itu. Mudah-mudahan negeri ini kelak benar-benar mampu terbebas dari para pelaku korupsi tersebut. Semoga saja dalam waktu yang dekat.

Jumat, 16 Desember 2011

Rakyat Menanti Kiprah Pimpinan KPK baru

13241025661086269506
Pimpinan KPK yang baru dilantik ( Sumber Gambar: Pikiran Rakyat Online)
Pimpinan KPK baru telah dilantik dengan ketua KPK Abraham Samad serta wakil-wakilnya Bambang Widjojanto,Zulkarnaen,Busyron Muqoddas dan Adnan Pandu Praja. Yang akan menjabat hingga 2015. Tentunya dengan pelantikan Pimpinan KPK baru,masyarakat sangat mengharapkan kinerja KPK baru dapat memberantas seluruh perilaku korupsi yang terjadi di Indonesia, terlebih dengan tetap mengikutkan Busyro Muqoddas mantan ketua KPK lama menjadi wakil ketua KPK baru yang dipimpin Abraham Samad. Semoga ini masih merupakan rangkaian pemberantasan korupsi demi menegakkan hukum serta memberikan kepastian hukum bagi bangsa Indonesia. Harapan yang besar.
KIranya ditangan lima orang ‘’pendekar’’ hukum Indonesia dapat memusnahkan korupsi dan segala bentuk penyelewengan keuangan Negara. Hal ini harus dimulai dari jenjang terendah hingga tertinggi. Apalagi jika mengingat apa yang menjadi janji ketua KPK baru Abraham Samad.dia berjanji member prioritas penuntasan 4 kasus besar untuk ditangani yaitu kasus Century,Wisma Atlet SEA Games,mafia pajak dan cek perjalanan. Sebagai konsekuensinya,ketika selama satu tahun tidak membuahkan hasil, dia pun memilih mundur tanpa harus didesak mundur. Sebuah sikap ksatria yang luar biasa dari seorang Samad. Tinggal kita menunggu pembuktiannya,sebab pejabat yang berjanji atau menebar janji itu sudah biasa. Namun pejabat yang merealisasikan janjinya itu yang masih langka di negeri ini.
1324102762926775151
Harapan akan proses hukum yang berkeadilan hanya dapat terwujud apabila didukung insan penegak hukum yang baik dan berkualitas. Sebab, penegak hukum menduduki posisi sentral dalam penegakan hukum dan keadilan. Integritas dan profesionalisme para penegak hukum tentu dapat tercapai apabila berada dalam system yang baik,melalui perekrutan dan seleksi yang benar-benar terukur. Integritas dan profesionalisme juga bukan dari lahir,melainkan terbentuk dalam proses menjalankan tugas dan kewajibannya dalam system yang baik. Tentu dengan terpilihnya ketua KPK yang baru,kita mengharapkan penangganan kasus korupsi lebih digiatkan tanpa tebang pilih siapapun mereka yang terlibat harus di adili. Penegak hukum harus berani membuktikan dengan komitmen dan bukti nyata harapan akan perbaikan kebobrokan moral bangsa. Demi membersihkan wajah bangsa ini dari cap buruk sebagai negaranya para koruptor.
Selamat bertugas para Pimpinan baru KPK,masyarakat menggantungkan harapan besar terhadapmu karena satu-satunya lembaga yang masih menjadi tumpuan untuk membersihkan bangsa ini dari kotoran korupsi itu tinggal KPK. Semoga pimpinan baru KPK dapat bekerja secara maksimal tanpa di intervensi oleh berbagai pihak. Selamat bekerja. Ringkus dan habisi perampok uang rakyat!.

Senin, 28 November 2011

arogansi di jalan raya

"Macam jalan nenek moyangnya saja" gumam seseorang dari atas sepeda motor yang merambat lambat. Dengan modal klakson lantang dan sedikit mengabaikan sopan santun di jalan, Ketika sebuah mobil Honda jazzi berhasil merangsek ke depan kendaraan lainnya. Hampir semua mata memandang ke arah mobil yang memancing perhatian dengan klaksonnya. Namun semua hanya melihat sesaat kemudian terdiam. Mereka terdiam, entah karena fragmen arogansi seperti itu sudah biasa mereka lihat di jalan atau karena di kaca mobil itu terlihat menempel stiker lambang kesatuan tertentu yang "menantang" mata.

Tidak perlu berpikir terlalu lama, dari beberapa atribut yang ditempel di dinding belakang mobil itu-mungkin dengan rasa bangga-diketahui, pemilik mobil diduga anggota salah satu kesatuan tertentu yang bertugas menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Kalau dugaan ini keliru, pastilah mobil itu milik anggota keluarga sang oknum aparat itu. Atau, mungkin pemilik mobil masyarakat sipil yang memasang stiker resmi untuk tujuan tertentu. Gagah-gagahan, misalnya, agar bisa berperilaku arogan di jalan. Arogansi di jalan seharusnya dipersepsikan sebagai kebanggaan memalukan. Ironisnya, malah ada yang menikmati tabiat ini tanpa rasa malu. Bila kita jeli mengamati, mereka yang bertabiat seperti ini justeru oknum yang - seharusnya - memiliki beban moral menjaga nama baik institusi dan berkewajiban memberi teladan pada masyarakat.

Jika kita bertandang ke kota negeri tetangga di seberang Selat Malaka akan terkagum-kagum melihat pengalaman di jalan yang sungguh berbeda. Di Penang, Malaysia, polisi jarang terlihat. Namun di jalan orang tetap taat pada aturan. Di Indonesia, Sat Lantas Yang ada di Indonesia - boleh jadi - sudah sering melakukan imbauan agar pengendara berperilaku santun di jalan. Salah satunya imbauan melalui poster maupun baliho yang pernah terlihat di persimpangan-persimpangan jalan. Dengan masih ada oknum yang belum memiliki komitmen memberi teladan di tengah masyarakat, kita ragu terhadap niat menjadikan masyarakat lebih santun di jalan. Apalah arti sebuah poster untuk menggugah kesadaran, apabila oknum yang harusnya menjadi teladan bagi masyarakat justeru masih ada perilaku arogan yang memalukan di jalan.

Sekarang kita lihat fragmen lain yang tidak kalah asyik di tengah kemacetan jalanan. Apa itu? Memperhatikan rombongan mobil pejabat lewat. Ya. Tidak ada yang membedakan pejabat dan rakyat di jalan raya kecuali mobilnya. Tidak percaya?  Rajin-rajinlah jalan-jalan di sore hari menyusuri jalan protokol pada jam para pejabat pulang ngantor dengan mobil dinasnya. Kalau Anda beruntung akan bertemu mobil pejabat melakukan kunjungan dinas bersama rombongan di simpang lampu merah - maksudnya traffic light. Lihat bedanya! Dalam jarak dua kilometer jelang simpang, petugas lalu lintas sudah berjaga-jaga menunggu mobil sang pejabat lewat. Petugas siaga di setiap simpang, bahkan begitu ’memaksa’ untuk kelancaran arus lalu lintas yang searah mobil pejabat, meskipun harus mengabaikan rambu lalu lintas yang berlaku.

Seperti yang terjadi di suatu sore di sebuah simpang jelang mobil pejabat lewat. Sejumlah pengendara di belakang garis pembatas jalan patuh berhenti karena di depan lampu rambu masih menyala merah. Namun petugas lalu lintas justeru meminta meraka terus jalan setelah menyetop arus dari arah - yang justeru - berlampu hijau. Menerobos lampu merah sebuah pelanggaran berat dalam situasi normal aturan lalu lintas. Namun sore itu tidak biasa, tidak ada sanksi pelanggaran, karena dari arah belakang mobil pejabat segera lewat. Pengguna jalan boleh menerobos lampu merah, dengan pengawalan pula.

Legal menerobos lampu merah juga dilakukan ambulans serta armada pemadam kebakaran. Hal itu merupakan pengecualian yang mudah dipahami orang awam. Pasalnya, dalam ambulans ada pasien sekarat yang harus segera ditolong. Mobil pemadam harus buru-buru karena di sebuah tempat api yang berkobar harus segera dipadamkan. Kalau tidak, bakal hangus seluruh rumah di lingkungan yang padat penduduk. Namun apa bila ada orang - baca: pejabat -pulang kerja dengan aturan istimewa di jalan mengabaikan aturan berlaku merupakan sebuah pengecualian yang sulit dimengerti. Tidak cuma sulit dimengerti, tapi masih menyisakan ganjalan di hati: mengapa harus ada diskriminasi di jalan.

Tidak ada yang kebal hukum dan aturan. Harusnya jaminan ini berlaku pula di jalan raya. Faktanya, makin kentalnya perbedaan antara mobil rakyat dengan mobil pejabat. Baik kelakuan maupun perlakuan belum mencerminkan keteladanan banyak hal.

Perlakuan pada mobil pejabat, boleh jadi mengacu pada sebuah prosedur tertentu yang menjadi bagian fasilitas yang diberikan negara. Karena itulah terserah bagaimana kita melihat dan menimbang keadilan sebuah aturan di jalan raya. Namun perlakuan berlebihan - apa lagi tidak mendidik - tidak sesuai dengan semangat membangun pola berpikir santun dan disiplin di jalan.

Sementara kelakuan oknum pengendara mobil pejabat atau satuan dinas tertentu yang arogan di jalan harusnya mendapat edukasi yang pantas. Pasalnya, di pundak merekalah tanggungjawab moral nama besar institusi kebanggaannya dengan memberi teladan kesantunan kepada masyarakat di jalan raya.

Kita berharap koreksi ini memberi kesadaran positif bagi siapa pun, bahwa jalan adalah pentas peradaban sebuah kota. Jalan adalah etalase karakter dan kamajuan berpikir masyarakatnya, sekaligus indikator mengukur mental aparatnya.

Jalan raya di sebuah negara yang maju mempertontonkan karakter masyarakat yang disiplin, tertib, santun dan menjaga etika umum. Mereka malu dituding sebagai masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak berpendidikan. Lalu, bercerminlah di jalan-jalan protokol kota kita. Seberapa majukah peradaban budaya kita?. ***

Kesan ''Minor'' Masyarakat Terhadap PTS

Selama bertahun-tahun, dalam masyarakat kita terbentuk kesan ’’minor’’ terhadap Perguruan Tinggi Swasta (PTS ). Selain biaya pendidikannya yang ’’selangit’’, PTS sering diidentikkan sebagai perguruan tinggi kelas dua, karena kualitas, pelayanan, dan manajemennya dianggap lebih rendah daripada Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kesan minor itu diperparah dengan gencarnya pemberitaan media mengenai sejumlah PTS yang jualan ijazah, jualan gelar, atau menyelenggarakan pendidikan tanpa memberi jaminan kualitas kepada lulusannya (outcome).  Tidak sedikit pula orangtua calon mahasiswa baru  yang malu mengatakan kalau anaknya kuliah di PTS. Itu karena konstelasi dalam budaya kita masih berorientasi pada pemerintah. Bahwa menjadi pegawai negeri itu bergengsi, menjadi pejabat itu lebih dihormati, dan sebagainya.

Persepsi ini tentu berbeda dari persepsi masyarakat di negara maju seperti Amerika Serikat. Di sana, mahasiswa maupun orangtua justru bangga jika dirinya atau anaknya kuliah di Universitas Harvard, Universitas Yale, atau Universitas Georgetown, yang tercatat sebagai PTS ngetop. Di negeri kita, sebenarnya banyak PTS yang berkualitas dan menerapkan sistem penjaminan  mutu tidak kalah dari PTN. Misalnya Universitas Atma Jaya (Jakarta), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Indonesia (UII),dan sebagainya.

Sebetulnya PTS berpeluang Menghilangkan kesan ''Minor'' masyarakat dan Juga merebut simpati masyarakat. Misalnya mengimbangi mahalnya biaya kuliah dengan penyediaan sarana-prasarana, fasilitas, dan kualitas pendidikan yang baik. Masalah Internal Jika pengelola PTS mampu melakukan manajemen dengan baik, besar kemungkinan PTS bukan lagi kelas dua. PTS harus lebih proaktif dan profesional dalam menarik minat calon mahasiswa. Tidak dengan cara iming-iming instan, namun harus sesuai dengan yang telah dijanjikan, supaya mahasiswa tidak merasa tertipu. Janji-janji manis namun tidak sesuai dengan kenyataan akan menjadi catatan buruk bagi PTS bersangkutan. Melalui sikap proaktif dan profesional dari PTS, diharapkan akan meminimalisasi sepinya peminat.

Kwalitas PTS sejatinya Tidak Seburuk yang masyarakat bayangkan.So Sudah saatnya menghilangkan kesan minor yang selama puluhan tahun melekat pada PTS. PTS mesti duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan PTN, baik dari sisi manajemen, kualitas akademik, pelayanan pendidikan, dan penjaminan mutu para lulusannya. Dengan begitu, tidak akan ada lagi orang tua yang malu atau rendah diri tatkala putera-puterinya kuliah di PTS. !

Selasa, 22 November 2011

Danau Toba yg tercemari



Danau Toba adalah danau vulkanik, yang diperkirakan terjadi akibat letusan maha dasyat yang dikenal dengan istilah super vulcano Gunung Toba purba. Dengan lebar sekitar 100 km dan lebar 30 km, kedalaman kira kira 505 m. Diperkirakan letusan Gunung Toba purba terjadi sekitar 66.000 - 77.000 tahun yang lalu.  Letusan itu kemudian membentuk kaldera dengan sisa letusan menjadi Pulau Samosir.  Saya tidak tahu, dimana lagi bisa ditemukan pulau cukup besar di sebuah danau sangat besar yang airnya tawar. Tapi sayang keindahan danau toba bagaikan gadis perawan yang belum mahir bersolek.Gincu itu apa pun belum tahu. Seperti itulah danau Toba.Potensi yang diabaikan.


Karunia alam teramat indah yang sayangnya sudah sekian lama ditelantarkan. Malah Timbul Permasalahan lain, Lihat betapa kotornya air danau toba sekarang,Sampah dimana mana. Danau air tawar yang berada di pegunungan Bukit Barisan ini kian hari kian mirip Tong Sampah. Masalah ini kian lama kian serius karena populasi di sekitar danau besar ini juga makin bertambah terus. Dulu mungkin keadaannya berbeda.  Penduduk yang masih sedikit.  Sampah mereka masih bisa diuraikan alam.  Sekarang kondisinya berbeda.  Alam kian muak dengan prilaku penduduk sekitar yang tak mau bersih bersih.  Mana ada daerah tujuan wisata yang jorok. Belum lagi selesai masalah populasi dan limbahnya ini, sekitar 2 dekade terakhir Danau Toba dihadapkan dengan polusi dari industri.

Banyaknya Sampah yang mengotori air danau toba masih menjadi salah satu persoalan serius yang belum dapat ditangani secara maksimal di kawasan Danau Toba,Masyarakat yang tinggal di pinggir Danau Toba tetap mengalirkan sampah rumah tangga tanpa memerhatikan kebersihan lingkungan.Kesadaran masyarakat menjaga kebersihan Danau Toba masih jauh dari harapan, sehingga danau terindah di Indonesia itu kini penuh dengan sampah rumah tangga dan sampah lain yang merusak lingkungan sekitar. Tercemarnya Danau Toba yang disebabkan limbah yang langsung dialirkan ke danau tanpa lebih dulu dikelola harus dipulihkan secara perlahan.Terlebih untuk limbah masyarakat yang membutuhkan pengubahan paradigma.

Kekhawatiran lain yang ditimbulkan sampah di Danau Toba, yakni keterancaman berbagai populasi ekosistem, termasuk beragam jenis ikan tawar dan kehidupan masyarakat.Tapi Kerusakan Danau Toba yang disebabkan banyaknya sampah bukan hanya salah dari masyarakat saja, melainkan harus disadari bahwa itu merupakan kesalahan bersama yang harus diperbaiki secara bersama juga,bukan hanya salah masyarakat. Jadi,pilihan saat ini adalah apakah membiarkan Danau Toba jadi tong sampah raksasa atau lokasi wisata yang menarik?.

Sabtu, 19 November 2011

Jejaring sosial, pisau bermata dua

Jejaring sosial, sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Profesor J.A Barnes di tahun 1954, kali ini kerap menjadi perbincangan dikarenakan dampaknya yang meluas:positif maupun negatif.

Dapat diartikan bahwa jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (individu atau organisasi) yang terikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, teman, ide, dan keturunan.

Jaringan sosial dapat beroperasi di banyak tingkatan mulai dari individu, keluarga hingga negara. Menurut penelitian akademik Jaringan ini memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah bagi

seseorang maupun organisasi, bahkan derajat keberhasilan individu dalam mencapai tujuannya.

Dengan perkembangan teknologi, berbagai situs bermunculan, situs komunitas/jaringan sosial sebuah fenomena internet yang mewakili generasi muda. Situs-situs ini awalnya sering digunakan untuk mencari jodoh. Namun pada perkembangannyamodus yang sama juga digunakan untuk mencari teman. Salah satu jenis situs seperti ini yang populer adalah di Indonesia Friendster (juga merupakan yang pertama) dan Myspace serta facebook.

Munculnya jejaring sosial versi maya ini, mempengaruhi relasi manusia. Situs komunitas diatas di buat untuk memenuhi keinginan individu untuk berkomunikasi tanpa ada batasan waktu dan ruang. Tak jarang jejaring sosial kerap berpotensi mempengaruhi pola berpikir seseorang dan membentuk kepribadian individu.

Jejaring sosial maya yang semula digunakan sebatas menjalin ikatan diantara teman, sahabat dan keluarga, kini bermetamorfosa menjadi gerakan sosial baru. Solidaritas kebersamaan pun terbangun seketika lewat situs jejaring ini ketika Jakarta diguncang bom, bencana (cth Sumatera Barat), sosial (cth koin cinta Bilqis, koin untuk Prita). Berbagai aksi simpati dan solidaritas ini pun cepat terjalin lewat jejaring sosial maya.

Tidak hanya itu, situs jejaring ini juga bisa menjadi media politik alternatif. Hal ini terlihat dari dukungan aksi solidaritas terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tidak hanya garang di wadah digital saja dengan dukungan kurang lebih 1 juta pengguna Facebook. Akan tetapi, jejaring maya ini pula tampil nyata dalam aksi di Bundaran HI.

Kekuatan era digital ini menjelma menjadi kekuatan riil, dimana setiap individu memiliki kekuatan penuh untuk menyuarakan ide atau gagasannya sendiri. Akan tetapi media ini juga kerap mengundang kontroversi.

Berkembangnya situs jejaring sosial sebagai tren komunikasi masyarakat modern, perlu disikapidengan jernih. Khususnya bagi anak-anak, dikhawatirkan dapat terpengaruh negatif dengan arus informasi yang sangat bebas dalam situs jejaring sosial.

Tak pelak, banyak korban anak-anak khususnya perempuan yang hilang akibat kenalan di facebook. Selain itu pula media situs jejaring ini juga tidak bebas murni. Karena banyak kasus yang berkaitan dengan pernyataan pribadi yang kerap dianggap mengundang SARA. Sebagai contoh kasus Evan Brimob, Ibnu Rachal Farhansyah memicu kemarahan masyarakat Bali, kasus Luna Maya di Twitter dan terakhir Zulfikry Imadul Bilad mahasiswa ITB yang dianggap rasis terhadap masyarakat Papua.

Selain itu juga banyak perusahaan yang menganggap situs jejaring sebagai momok. Beberapa perusahaan berusaha memblokir situs jejaring, karena mempengaruhi produktifitas kerja para karyawan. Kita tidak bisa menyalahkan teknologi, karena seiring berkembangnya zaman pasti memiliki risiko yang harus dikenali. Baik buruknya situs jejaring tergantung dari kearifan dari pengguna untuk menggunakannya secara positif. Situs jejaring ini hanya salah satu wadah berkomunikasi, tapi jangan sampai terjadi dehumanisasi dalam kehidupan masyarakat. Akibat terparahnya adalah masyarakat jadi kehilangan keterampilan sosial.