Jumat, 21 September 2012

Pelangi Di Balik Kabut Hitam


Aku terlahir dari dunia yang hilang
Dunia para penyair yang bermahkotan duri
yang mencoba rentangkan kembali sayap patahku
tuk kembali terbang menyusuri
dan mencari pelangi dibalik kabut hitam

Aku menatap nanar ke segala penjuru
tetapi yang nampak hanya rintik-rintik hujan
kerlip bintang yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar rembulan

Aku mencintai Terang persis seperti aku mencintai Kegelapan,
Aku terjaga dalam dekapan bunga dan kelembutan jemari sinar mentari!
Namun Tak ku temui pelangi dibalik kabut hitam,
serta tak ku temukan kuncup bunga di mahkota duriku

Wahai para Pencinta , Pemusik dan Penyair !,
ku tertawa untuk diriku- atas kemalangan jiwaku
Apakah aku telah kehilangan bentuk-bentuk kehidupan
sehingga aku merasa lebih baik melihat dan mendengar dalam alam impian ?

Wahai sukma agung yang terdiam bisu,
Dalam keheningan malam,
Yang ingin ku jumpai di ujung harapku adalah Lentera jiwa,
Obor kehidupan yang menerangi setiap langkahku

Tunjukkan padaku Pelangi itu
sebelum Aku kembali ke tempat peraduanku,
sebelum jiwaku merintih ,
 terkapar ditepi pantai,
yang dikelilingi sekelompok gagak mengelilingiku.


Air mata Langit


Di keheningan malam yang dingin
ku lepaskan jiwaku agar bisa menari-menari diawan
dan kubiarkan pula jiwaku bermandikan seribu bintang!

Karena Aku adalah airmata langit,
tarikan nafas lautan,
Aku hendak menyemaikan benih – bunga- jiwa
yang terangkai dari dasar hati
dan ku yakin bumi akan menerimaku dan memberiku wangi bunga

kan Ku sandarkan tubuh ini
Dan ku selimuti diriku dengan senandung merdu
Senandung yang juga dinyanyikan oleh sungai dan hutan

Aku adalah air mata langit,
yang terbang  lalu menghilang dibalik awan
Ku tinggalkan tanda mata berupa tetesan
dari setiap air mataku hatiku
Sebagai tanda bahwa Aku, si-Jiwa kesepian pernah hadir disini.


Kamis, 06 September 2012

Surat Buat Ayah

Puisi

Saya Mahasiswa tingkat akhir fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi S1 Di UNIKA ST THOMAS SU.  "Salam Damai"
13362941881927595298
Ilustrasi/Admin(hpgua.com)
Ayah, sumber hidup dan darahku
Engkau masih terus berjuang
tak pernah bosan atau dikalahkan lelah
di dalam setiap perjuanganmu

Tak pernah mengeluh…
meskipun hatimu kadang tersakiti oleh buah hatimu sendiri
tetapi engkau selalu tersenyum menatap harapanmu
yang tak akan pernah engkau nikmati


Berlutut berdoa dan menangis
dihadapan Sang Maha Pengasih
bukan untuk mengasihi dirimu
tetapi untuk memberikan hidupmu
pada anak yang menyakitimu


Ayah, aku bangga padamu
Meskipun kadang engkau marah
tetapi aku tahu kasihmu jauh melebihi amarahmu

Ayah, Aku tak mampu berjanji memberikan harta dunia buatmu
tapi aku janji akan selalu berdoa buatmu
sehingga Tuhan Yang Maha Esa memberkati engkau

Aku juga akan menjadi sepertimu karena aku yakin
darahmu mengalir didalam darahku

Ayah sadarlah bahwa sifat pemarah ku
merupakan turun dari sifat ayah

Aku sama seperti ayah ketika muda sangat pemarah
walaupun ketika berkeluarga telah terjadi perubahan

Aku yang pemarah hanya sebagai topeng
akan rasa sayangku kepada Ayah

ayah juga tahu bahwa aku adalah seorang anak
yang tidak mampu mengungkapkan rasa sayangku
dengan suatu tindakan karena ayah pun demikian

Seandainya aku meninggal nanti,
aku akan sampai pada Tuhan
bahwa ayah adalah ayah terbaik di seluruh dunia.

Selamat ulang tahun ayahku…


Suryono Brandoi Siringo-ringo

dipublikasikan juga di kompasiana
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/05/06/surat-buat-ayah/