Senin, 28 November 2011

Kesan ''Minor'' Masyarakat Terhadap PTS

Selama bertahun-tahun, dalam masyarakat kita terbentuk kesan ’’minor’’ terhadap Perguruan Tinggi Swasta (PTS ). Selain biaya pendidikannya yang ’’selangit’’, PTS sering diidentikkan sebagai perguruan tinggi kelas dua, karena kualitas, pelayanan, dan manajemennya dianggap lebih rendah daripada Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kesan minor itu diperparah dengan gencarnya pemberitaan media mengenai sejumlah PTS yang jualan ijazah, jualan gelar, atau menyelenggarakan pendidikan tanpa memberi jaminan kualitas kepada lulusannya (outcome).  Tidak sedikit pula orangtua calon mahasiswa baru  yang malu mengatakan kalau anaknya kuliah di PTS. Itu karena konstelasi dalam budaya kita masih berorientasi pada pemerintah. Bahwa menjadi pegawai negeri itu bergengsi, menjadi pejabat itu lebih dihormati, dan sebagainya.

Persepsi ini tentu berbeda dari persepsi masyarakat di negara maju seperti Amerika Serikat. Di sana, mahasiswa maupun orangtua justru bangga jika dirinya atau anaknya kuliah di Universitas Harvard, Universitas Yale, atau Universitas Georgetown, yang tercatat sebagai PTS ngetop. Di negeri kita, sebenarnya banyak PTS yang berkualitas dan menerapkan sistem penjaminan  mutu tidak kalah dari PTN. Misalnya Universitas Atma Jaya (Jakarta), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Indonesia (UII),dan sebagainya.

Sebetulnya PTS berpeluang Menghilangkan kesan ''Minor'' masyarakat dan Juga merebut simpati masyarakat. Misalnya mengimbangi mahalnya biaya kuliah dengan penyediaan sarana-prasarana, fasilitas, dan kualitas pendidikan yang baik. Masalah Internal Jika pengelola PTS mampu melakukan manajemen dengan baik, besar kemungkinan PTS bukan lagi kelas dua. PTS harus lebih proaktif dan profesional dalam menarik minat calon mahasiswa. Tidak dengan cara iming-iming instan, namun harus sesuai dengan yang telah dijanjikan, supaya mahasiswa tidak merasa tertipu. Janji-janji manis namun tidak sesuai dengan kenyataan akan menjadi catatan buruk bagi PTS bersangkutan. Melalui sikap proaktif dan profesional dari PTS, diharapkan akan meminimalisasi sepinya peminat.

Kwalitas PTS sejatinya Tidak Seburuk yang masyarakat bayangkan.So Sudah saatnya menghilangkan kesan minor yang selama puluhan tahun melekat pada PTS. PTS mesti duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan PTN, baik dari sisi manajemen, kualitas akademik, pelayanan pendidikan, dan penjaminan mutu para lulusannya. Dengan begitu, tidak akan ada lagi orang tua yang malu atau rendah diri tatkala putera-puterinya kuliah di PTS. !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar